Munajat Ibnu Athaillah adalah doa permohonan Syekh Ibnu Athaillah As-Sakandari atas selesainya penyusunan Kitab Al-Hikam.
KASATMATA.TV – Munajat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya doa sepenuh hati kepada Tuhan untuk mengharapkan keridaan, ampunan, bantuan, hidayat, dan sebagainya. Sedangkan Munajat Ibnu Athaillah yang dijelaskan di bawah ini adalah doa ketika beliau yakni Syekh Ibnu Athaillah As-Sakandari menyelesaikan penulisan Kitab Al-Hikam.
Sebelumnya perlu diketahui bahwa Kitab Al-Hikam merupakan kitab monumental karya Syekh Ibnu Athaillah As-Sakandari salah seorang ulama Tarekat Syadziliyah.
Kitab ini dikaji tidak hanya oleh kalangan pengikut tarekat, pondok pesantren tapi juga dikaji di akademisi maupun masyarakat pada lingkar jamaah.
Sedagkan munajat adalah ungkapan permohonann seorang hamba kepada Allah Swt, selain itu juga sebagai bentuk penghambaan.
Sebagai penghambaan karena doa itu mampu melahirkan kehinaan dan kerendahan. Sesungguhnya seorang hamba atau orang-orang yang beriman adalah orang yang rendah dan bentuk ketundukan kepada Allah Swt.
Adapun dalil perintah doa yakni sebagaimana Allah Swt berfirman dalam surah Al-Ghafir ayat 60 :
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Artinya: “Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Al-Ghafir: 60)
Melalui munajat cinta inilah sebagai upaya mengungkapkan rasa ketidakmampuan dan seorang hamba butuh akan Allah Swt. Selain itu juga pengakuan hamba kepada Allah Swt.
Munajat Ibnu Athaillah adalah doa permohonan Syekh Ibnu Athaillah As-Sakandari atas selesainya penyusunan Kitab Al-Hikam.
Hal ini tentu upaya agar kitab Al-Hikam dapat sebagai petunjuk (al-huda) dan menjadi media pembimbing (al-rusydu).
Munajat Ibnu Athaillah