Masa depan demokrasi Brebes ada di tangan Partai Demokrat. Keputusan mereka akan menentukan apakah rakyat Brebes hanya memilih satu calon tunggal
KASATMATA.TV – Pilkada Kabupaten Brebes 2024 semakin mendekat, dan dinamika politik di wilayah ini menjadi sorotan utama.
Dominasi pasangan Paramitha Widya Kusuma-Wurja, yang telah mendapatkan dukungan dari seluruh partai parlemen, keberimbangan demokrasi di Brebes berada di ujung tanduk.
Namun, di tengah hegemoni tersebut, muncul pasangan Ady Setiawan dan Wihadi yang bertekad untuk menawarkan alternatif bagi masyarakat Brebes.
Ady Setiawan bukanlah nama baru di panggung politik dan sosial Jawa Tengah. Sebagai tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang pernah memimpin Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Jawa Tengah, Ady memiliki rekam jejak panjang dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat.
Saat ini, ia menjabat sebagai pengurus Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU), di mana ia terus terlibat dalam upaya pemberdayaan masyarakat.
Keputusannya untuk maju dalam Pilkada Brebes bukanlah langkah yang diambil dengan mudah. Ady mengakui bahwa kondisi Brebes yang saat ini dihadapkan pada berbagai masalah serius, seperti kemiskinan ekstrem, stunting, dan pengangguran, memerlukan pemimpin yang benar-benar peduli dan berkomitmen untuk perubahan.
“Brebes adalah tanah yang subur, penuh potensi, tapi sayangnya belum tergarap dengan baik. Fenomena kotak kosong yang hampir terjadi di Pilkada ini membuat para kiai dan warga nahdliyin prihatin,” ujar Ady Setiawan, menyoroti kekhawatiran yang dirasakan banyak kalangan terhadap dominasi politik yang ada, Rabu (04/09/2024)
1 Pilkada Brebes: Partai Demokrat Sebagai Penentu
Pasangan Ady Setiawan dan Wihadi menghadapi tantangan besar. Saat ini, mereka telah mendapatkan dukungan dari Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Partai Garuda, Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Gelora.
Dukungan ini mengantarkan mereka pada perolehan suara sebesar 0,71%, jauh dari syarat minimal 6,5% yang diperlukan untuk mendaftar sebagai calon bupati dan wakil bupati.
Dengan waktu yang semakin mendekati batas akhir pendaftaran, yaitu pada 4 September 2024 pukul 23.59 WIB, harapan pasangan ini bertumpu pada Partai Demokrat.
Demokrat memiliki 6,44% suara, yang jika digabungkan dengan dukungan yang sudah ada, akan menghasilkan total 7,1% suara—cukup untuk memastikan Ady dan Wihadi dapat bersaing dalam Pilkada.
Keputusan Partai Demokrat kini menjadi penentu nasib demokrasi di Brebes. Dengan posisi strategisnya, Demokrat dapat memilih untuk mempertahankan keberimbangan demokrasi atau sebaliknya, membiarkan Brebes jatuh ke dalam pilkada dengan calon tunggal.
Jika Demokrat memberikan dukungan, Pilkada Brebes 2024 akan tetap kompetitif dan demokratis, memberi masyarakat kesempatan untuk memilih di antara dua visi dan program yang berbeda.
“Ini bukan hanya soal maju atau tidaknya kami, tapi tentang memastikan demokrasi tetap hidup. Rakyat Brebes berhak mendapatkan pilihan yang adil dan setara,” tegas Ady Setiawan.
Bagi Ady Setiawan dan Wihadi, perjuangan ini bukan sekadar soal kekuatan politik, melainkan tentang prinsip demokrasi yang harus dijaga.
2 Realitas Politik dan Persoalan Masyarakat Brebes
Brebes saat ini menghadapi berbagai persoalan mendasar. Angka kemiskinan ekstrem yang tinggi, stunting yang merajalela, dan tingginya tingkat pengangguran menjadi tantangan serius yang harus dihadapi pemimpin berikutnya.
Pada Februari 2023, angka stunting di Brebes mencapai 29,1%, tertinggi di Jawa Tengah, sementara pengangguran terus meningkat.
Kegagalan dalam mengatasi masalah-masalah ini menjadi salah satu alasan utama mengapa Ady Setiawan merasa terdorong untuk maju.
Bersama Wihadi, mereka berjanji untuk mengusung program yang benar-benar berfokus pada peningkatan kesejahteraan rakyat Brebes.
Jargon “Brebes Semarak,” yang merupakan singkatan dari Sejahtera, Maju, Ramah, Amanah, dan Kreatif, bukan sekadar slogan bagi mereka, melainkan visi nyata untuk membawa perubahan yang berarti.
“Kami mungkin tidak sekuat pasangan lain yang didukung koalisi besar, tapi kami memiliki tekad untuk menjaga agar demokrasi tetap hidup di Brebes,” tambah Ady.
Waktu yang terus berjalan, keputusan Partai Demokrat akan menjadi momen kritis dalam perjalanan politik Brebes.
Masyarakat Brebes menantikan apakah mereka akan mendapatkan kesempatan untuk memilih di antara lebih dari satu opsi, atau terpaksa menerima kenyataan dengan hanya satu calon.
Ady Setiawan dan Wihadi, meskipun menghadapi tantangan besar, tetap teguh dalam perjuangan mereka.
Mereka percaya bahwa keberanian untuk maju adalah bukti komitmen mereka untuk melayani masyarakat dengan adil dan akomodatif.
“Keberanian adalah keniscayaan untuk memberi Brebes semarak,” ujar Ady, menegaskan tekadnya.
Saat ini, masa depan demokrasi Brebes ada di tangan Partai Demokrat. Keputusan mereka akan menentukan apakah rakyat Brebes dapat menikmati proses demokrasi yang sehat dan berimbang, atau justru harus menghadapi kenyataan pahit dari sistem politik yang kurang inklusif.
Satu hal yang pasti, perjuangan Ady Setiawan dan Wihadi untuk menyelamatkan demokrasi di Brebes belum berakhir. Mereka terus berjuang, berharap dukungan yang diperlukan untuk membawa Brebes ke arah yang lebih baik. []