Empat ayat penghancur sihir dan guna-guna serta doa dan amalan mengobati sakit ‘ain adalah bagian penting dari perlindungan diri
KASATMATA.TV – Ada dua jenis penyakit yang memiliki kesamaan, namun memili cara kerja yang dampak yang berbeda yakni sihir dan penyakit ‘ain. Berikut ini akan dijelaskan 4 ayat penghancur sihir, doa dan amalan untuk mengobati penyakit ain.
Sebelumnya perlu diketahui, bahwasanya penyakit ain berasal dari pandangan mata yang penuh iri hati, hasad, atau kekaguman yang berlebihan tanpa menyebut nama Allah.
Pengaruh ain bisa terjadi tanpa disengaja, hanya karena seseorang memandang orang lain dengan pandangan yang iri atau terlalu kagum tanpa mengucapkan doa seperti “Masha Allah.”
Sedangkan taanda-tanda penyakit ain bisa berupa gangguan fisik atau mental yang tiba-tiba tanpa sebab yang jelas, seperti rasa lelah, sakit, kecemasan, atau gangguan tidur.
Tanda-tanda ini sering kali muncul setelah seseorang mendapatkan pujian atau dilihat dengan pandangan iri tanpa ucapan doa.
Sedangkan sihir adalah tindakan yang disengaja dan melibatkan interaksi dengan kekuatan jahat, jin, atau iblis.
Sihir dilakukan oleh seorang penyihir atau dukun dengan tujuan tertentu, seperti mencelakai, mengendalikan, atau merusak kehidupan seseorang. Sihir memerlukan ritual, mantra, atau jampi-jampi yang berkaitan dengan praktik-praktik mistis.
4 Ayat Penghancur Sihir dan Guna-Guna
Al-Qur’an merupakan wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, sebagai petunjuk bagi umat manusia. Oleh karena itu Al-Quran juga sebagai obat, sebagaimana firman Allah Swt dalam surah Al-Isra’ ayat 82:
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا
Artinya: “Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang mukmin, sedangkan bagi orang-orang zalim (Al-Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian.” (QS. Al-Isra’: 82)
Berikut ini 4 ayat penghancur sihir dan guna-guna serta amalan agar mengobati sakit ain, sebagaimana dikutip dari kitab Fathul Mulk al-Majid al-Mu`allaf li Naf’il ‘Abid wa Qam’i Kulli Jabbarin ‘Anid karya Syekh Ahmad Dairobi al-Kabir. Kitab ini juga dikenal sebagai kitab mujorabat.
1. Surah Al-Mu’min ayat 57
لَخَلْقُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ أَكْبَرُ مِنْ خَلْقِ ٱلنَّاسِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Lakhalqus-samāwāti wal-arḍi akbaru min khalqin-nāsi wa lākinna akṡaran-nāsi lā ya’lamụn
Artinya: “Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Al-Mu’min: 57)
2. Surah Al-Mulk ayat 3-4
ٱلَّذِى خَلَقَ سَبْعَ سَمَٰوَٰتٍ طِبَاقًا ۖ مَّا تَرَىٰ فِى خَلْقِ ٱلرَّحْمَٰنِ مِن تَفَٰوُتٍ ۖ فَٱرْجِعِ ٱلْبَصَرَ هَلْ تَرَىٰ مِن فُطُورٍ
Allażī khalaqa sab’a samāwātin ṭibāqā, mā tarā fī khalqir-raḥmāni min tafāwut, farji’il-baṣara hal tarā min fuṭụr
Artinya: “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?.” (QS. Al-Mulk: 3).
ثُمَّ ٱرْجِعِ ٱلْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنقَلِبْ إِلَيْكَ ٱلْبَصَرُ خَاسِئًا وَهُوَ حَسِيرٌ
ṡummarji’il-baṣara karrataini yangqalib ilaikal-baṣaru khāsi`aw wa huwa ḥasīr
Artinya: “Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.” (QS. Al-Mulk: 4).
3. Surah Al-Qalam ayat 51-52
وَإِن يَكَادُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَيُزْلِقُونَكَ بِأَبْصَٰرِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا۟ ٱلذِّكْرَ وَيَقُولُونَ إِنَّهُۥ لَمَجْنُونٌ
Wa iy yakādullażīna kafarụ layuzliqụnaka bi`abṣārihim lammā sami’uż-żikra wa yaqụlụna innahụ lamajnụn
Artinya: “Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar Al Quran dan mereka berkata: “Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila”.” (QS. Al-Qalam: 51).
وَمَا هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ لِّلْعَٰلَمِينَ
Wa mā huwa illā żikrul lil-‘ālamīn
Artinya: “Dan Al Quran itu tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh umat.” (QS. Al-Qalam: 52).
Tentang sihir, Nabi Muhammad Saw pun pernah terkena sihir. Sehingga menyebabkan Nabi Muhammad Saw sulit untuk berdiri.
Lalu turunlah surat Al-Falaq dan An-Naas. Dua surat ini yang disebut juga dengan Al-Mu’awwidzatain yang memiliki arti dua perlindungan, acapkali digunakan sebagai obat bagi yang terkena sihir.
4. Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas (Al-Mu’awwidzatain)
Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas dikenal dengan surah Al-Mu’awwidzatain. Adapun turunya surah Al-Mu’awwidzatain, ketika Nabi Muhammad Saw terkena sihir, sehingga menyebabkan Nabi Muhammad Saw sulit untuk berdiri.
Surah Al-Falaq :
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ
qul a‘ûdzu birabbil-falaq
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku berlindung kepada Tuhan yang (menjaga) fajar (subuh)
مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ
min syarri mâ khalaq
dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan,
وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ
wa min syarri ghâsiqin idzâ waqab
dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ
wa min syarrin-naffâtsâti fil-‘uqad
dari kejahatan perempuan-perempuan (penyihir) yang meniup pada buhul-buhul (talinya),
وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَࣖ
wa min syarri ḫâsidin idzâ ḫasad
dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”
Surah An-Naas :
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ
qul a‘ûdzu birabbin-nâs
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku berlindung kepada Tuhan manusia,
مَلِكِ النَّاسِۙ
malikin-nâs
raja manusia,
اِلٰهِ النَّاسِۙ
ilâhin-nâs
sembahan manusia
مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ
min syarril-waswâsil-khannâs
dari kejahatan (setan) pembisik yang bersembunyi
الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ
alladzî yuwaswisu fî shudûrin-nâs
yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِࣖ
minal-jinnati wan-nâs
dari (golongan) jin dan manusia.”
Amalan Mengobati Sakit Ain: Pencegahan dan Pengobatan
Agar terhindar dari penyakit ain, sihir hendaknya seorang hamba untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah Swt. Adapun tindakan pencegahan dan mengobatinya yakni seperti; Pertama, berdoa yakni dengan membaca doa-doa perlindungan. Kedua, berzikir yakni mengingat Allah Swt dan berdoa agar dilindungi dari pandangan buruk orang lain.
Ketiga, ruqyah yakni pengobatan dengan bacaan Al-Qur’an atau doa-doa tertentu yang dimaksudkan untuk menghilangkan pengaruh ‘ain. Sebagaimana Rasulullah Saw bersabda:
عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ الأَشْجَعِىِّ قَالَ كُنَّا نَرْقِى فِى الْجَاهِلِيَّةِ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ تَرَى فِى ذَلِكَ فَقَالَ « اعْرِضُوا عَلَىَّ رُقَاكُمْ لاَ بَأْسَ بِالرُّقَى مَا لَمْ يَكُنْ فِيهِ شِرْكٌ »
Dari ‘Auf bin Malik Al-Asyja’iy, ia berkata, “Kami melakukan ruqyah di masa jahiliyah, lalu kami berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu dengan ruqyah yang kami lakukan?” Beliau bersabda, “Coba tunjukkan padaku ruqyah yang kalian lakukan. Ruqyah boleh saja selama di dalamnya tidak terdapat kesyirikan.” (HR. Muslim).
Dikutip dari Fathul Mulk al-Majid al-Mu`allaf li Naf’il ‘Abid wa Qam’i Kulli Jabbarin ‘Anid karya Syekh Ahmad Dairobi al-Kabir, di antara amalan yang dapat digunakan untuk mengobati sakit ain atau sihir ialah dengan menulis tulisan berikut ini:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ نْ خَرَجَتْ عَيْنُ الْحَسُوْدِ مِنْ أَحْدَاقٍ يَحْضٍ وَسُوْدٍ
فَلَقِيَا جِبْرَائِيلَ وَمِيْكَائِيلَ فَقَالَا لَهُ قَدْ عَرَفْنَا عَلَيْكَ أَيَّتُهَا الْعَيْنُ إِنَّكَ لَا تَكُوْنِي عَلَى حَامِلِ كِتَابِي هٰذَا حَقٍّ. قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. وَمِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثَاتِ فِي الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ.
Bismillāhirraḥmānirraḥīm. Kharajat ‘ainul ḥasūdi min aḥdāqin yaḥḍi wa sūd, Falaqiyā Jibrā’īla wa Mīkā’īla faqālā lahu qad ‘arafnā ‘alaika ayyatuha al-‘ainu innaka lā takūni ‘alā ḥāmili kitābī hādhā ḥaqq. Qul a‘ūdzu birabbil falaq, wa min syarri mā khalaq, wa min syarri ghāsiqin idzā waqab, wa min syarrin-naffāṡāti fil ‘uqad, wa min syarri ḥāsidin idzā ḥasad.
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Keluarlah ‘ain (sihir) orang yang hasud dari mata putih dan hitamnya ketakutan, Jibril dan Mikail, mereka berdua berkata kepada ‘ain (sihir), ‘Aku telah memisahkanmu, wahai ‘ain (sihir). Sesungguhnya janganlah engkau berada pada orang yang membawa kitabku dengan kebenaran ini. Katakanlah, ‘Aku berlindunga kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”
Doa perlindungan agar terhindar dari penyakit ain dan sihir seusai dengan petunjuk Rasulullah Saw. Bahwasanya nabai berdoa meminta perlindungan untuk Hasan dan Husain berikut ini:
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ
Audzu bi kalimaatillahit taammati min kulli syaithonin wa haammatin wa min kulli ;ainin laammatin
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang telah sempurna dari godaan setan, binatang beracung dan dari pengaruh ‘ain yang buruk.” (HR. Bukhari)
Demikianlah 4 ayat penghancur sihir dan guna-guna, doa dan amalan mengobati sakit ain, semoga bermanfaat. []