Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku
KASATMATA.TV – Ibnu Arabi dalam kitab Al-Washaya li Ibn al-Arabi memberikan nasihat atau wasiat berupa pesan untuk berprasangka baik kepada Allah dalam segala keadaan.
Berprasangka baik kepada Allah Swt adalah konsep husnuzan, merupakan salah satu prinsip fundamental yang menjadi pondasi keimanan seorang hamba.
Hal ini bukan hanya merupakan bentuk kepatuhan dan keyakinan, tetapi juga cara seorang hamba untuk tetap tenang dan yakin dalam menghadapi segala situasi dalam hidup.
Syekh Akbar Ibnu Arabi, seorang sufi dan ulama besar, memberikan nasihat yang mendalam tentang pentingnya berbaik sangka kepada Allah dalam setiap nafas yang kita hirup.
Adapun nasihat Ibnu Arabi untuk berprasangka baik kepada Allah dalam segala keadaan yakni:
ولا تسيء الظن به، فإنك لا تدري هل أنت على آخر أنفاسك في كل نفَس يخرج منك، فتموت فتلقى الله على حسن ظنٍّ به، لا على سوء ظن. فإنك لا تدري، لعلّ الله يقبضك في ذلك النفَس الخارج إليه
ودع عنك ما قال مَن قال بسوء الظن في حياتك، وحُسْنِ الظن بالله عند موتك، وهذا عند العلماء بالله مجهول، فإنهم مع الله بأنفاسهم
وفيه من الفائدة والعلم بالله أنك وفّيتَ في ذلك الحقّ حقّه، فإن من حق الله عليك الايمان بقوله “ونُنْشِئَكُمْ في ما لا تَعْلَمُونَ”، فلعل الله ينشئك في النفَس الذي تظن أنه يأتيك ناشئة الموت والانقلاب إليه، وأنت على سوء ظن بربك، فتلقاه على ذلك
“Berprasangka baik kepada Allah dalam segala keadaan, dan janganlah berburuk sangka kepada-Nya, karena kamu tidak tahu apakah kamu berada pada nafas terakhir dalam setiap nafas yang keluar dari dirimu. Maka, jika kamu meninggal, kamu akan bertemu Allah dengan prasangka yang baik kepada-Nya, bukan dengan prasangka buruk. Kamu tidak tahu, mungkin Allah mencabut nyawamu dalam nafas yang keluar menuju-Nya.
Tinggalkan apa yang dikatakan oleh orang-orang yang berburuk sangka dalam hidupmu, dan berbaik sangkalah kepada Allah saat kematianmu. Hal ini bagi orang-orang yang mengetahui Allah adalah sesuatu yang tidak diketahui, karena mereka bersama Allah dengan nafas mereka.
Dalam hal ini terdapat manfaat dan ilmu tentang Allah bahwa kamu telah memenuhi hak tersebut dengan benar, karena di antara hak Allah atasmu adalah beriman kepada firman-Nya, ‘Dan Kami akan menciptakanmu kembali dalam apa yang tidak kamu ketahui.’ Mungkin saja Allah menciptakanmu kembali dalam nafas yang kamu kira sebagai nafas kematian dan perubahan menuju-Nya, sementara kamu dalam keadaan berburuk sangka kepada Tuhanmu, maka kamu akan menemui-Nya dalam keadaan demikian.”
Rasulullah Saw bersabda:
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي ، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي ، وَإِنْ ذَكَرنِي فِي مَلَأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ
“Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” (Muttafaqun ‘alaih).
Lalu Ibnu Arabi berpesan:
واجعل ظنّك بالله علماً بأنه يعفو ويغفر ويتجاوز، وليكن داعيك الإلهي إلى هذا الظنّ
“Jadikanlah prasangkamu kepada Allah sebagai keyakinan bahwa Dia akan memaafkan, mengampuni, dan melewati kesalahanmu. Hendaklah yang mendorongmu untuk berprasangka baik.”
Allah Swt berfirman dalam lanjutan surah Az-Zumar ayat 53:
يَٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ
Artinya: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.” (QS. Az-Zumar: 53)
Allah Swt melarangmu, dan apa yang Dia larang wajib kamu jauhi. Kemudian Allah Swt memberitakan dan kabar-Nya benar dan tidak ada pembatalan padanya, karena jika ada pembatalan, maka itu akan menjadi kebohongan, dan berbohong atas nama Allah adalah hal yang mustahil.
Allah Swt melanjutkan firmannya dalam surah Az-Zuamar ayat 53:
إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِي
Artinya: “Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)
Ibnu Arabi menekankan bahwa kita tidak boleh tergoda oleh perkataan orang yang berburuk sangka kepada Allah Swt dalam hidup mereka. Sebaliknya, kita harus berusaha keras untuk menjaga prasangka baik kepada Allah Swt hingga akhir hayat.
Melalui nasihat berprasangka baik kepada Allah dalam segala keadaan, Ibnu Arabi mengajarkan kita bahwa husnuzan kepada Allah Swt bukanlah sekadar pilihan, tetapi merupakan kewajiban yang harus dipegang teguh oleh setiap Muslim hingga akhir hayatnya.
Dalam setiap nafas yang dihirup, seorang mukmin harus yakin bahwa Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Semoga bermanfaat. []