KASATMATA.TV – Kota Semarang digegerkan dengan hilangnya sejumlah spanduk ucapan Idul Fitri yang dipasang oleh tim Relawan Mas Wawan atau yang memiliki nama asli Ady Setiawan, jelang pemilihan Walikota 2024.
Kejadian ini memunculkan berbagai spekulasi dan kekhawatiran di tengah masyarakat, menjelang momen politik yang penting bagi Kota Semarang.
Beberapa warga yang telah melintas di beberapa titik kota melaporkan bahwa spanduk-spanduk tersebut hilang secara misterius.
Johan Mabrur, warga Ngaliyan mengatakan bahwa spanduk di Kampung Kali telah menghilang, sementara spanduk lainnya masih berada di sekitar lokasi tersebut.
Fenomena serupa juga dilaporkan oleh Nur Romadhon dari Ngablak Tlogosari, yang mengalami kejadian yang sama beberapa spanduk MMT yang ia pasang juga tidak ada.
Cahyono, seorang warga Kalibanteng yang bertanggung jawab atas pemasangan spanduk tersebut, mengaku tidak mengetahui penyebab hilangnya spanduk tersebut.
“Saya tidak tahu spanduk yang saya pasang sudah tidak ada,” ujarnya dengan kebingungan.
Tidak hanya itu, laporan dari beberapa titik JPO (Jembatan Penyeberangan Orang) juga menyebutkan bahwa ada beberapa spanduk ucapan idul fitri Mas Wawan menghilang.
Hilangnya spanduk memberikan kesan bahwa tindakan tersebut tidak hanya terbatas pada titik-titik tertentu seperti JPO, melainkan melibatkan beberapa lokasi strategis di kota.
Menanggapi kejadian ini, Mas Wawan memberikan tanggapan yang menenangkan, meminta agar relawan dan masyarakat menahan diri dari pesimisme berlebihan.
Dia menegaskan bahwa hilangnya spanduk-spanduk tersebut belum tentu merupakan tindakan represif, melainkan bisa saja terkait dengan faktor-faktor lain, seperti regulasi dan estetika, atau bahkan dampak dari faktor alam.
“Saya menyampaikan terima kasih dan apresiasi upaya relawan yang telah berani out of the box menyuarakan aspirasinya mencari calon pemimpin perubahan,” terangnya, Senin (15/04/2024).
Menurutnya, memang tidak mudah mengedukasi kalau sudah menjadi keinginan masyarakat, tetapi yang perlu dicatat adalah keberanian masyarakat menyuarakan aspirasinya butuh pemimpin perubahan.
“Dan hal ini tentu pemerintah kota Semarang hendaknya tetap menjaga semangat warganya untuk berpartisipasi dalam suasana kebatinan hak politiknya di momen idul fitri,” terang Mas Wawan yang saat ini siap maju Pilwakot Semarang.
Mas Wawan setuju bila memang ada penertiban spanduk-spanduk yang melanggar regulasi atau estetika, tetapi lebih baik fungsi advokasi dan edukasi dikedepankan agar semangat masyarakat mengawal aspirasi dan demokrasi ini tetap terjaga.
“Semisal kalau ada spanduk, baliho yang kurang tepat, kurang aman dapat dipindahkan ke tempat yang lebih aman dan tepat. Ya intinya kita, aparat pelayan masyarakat harus sayang dan eman dengan warga kota semarang,” pungkas Mas Wawan.***